SELAYANG PANDANG
SENI RENGKONG
Kesenian Rengkong muncul kepermukaan masyarakat luas terdorong oleh kalanggenan masyarakat petani pada waktu panen. Kalangenan (kaulinan) itulah merupakan dasar instusi penciptaan seni Rengkong. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai pencerminan masyarakat petani pada masa-masa sibuk panenan.
Padi jaman dulu berbeda dengan padi jaman sekarang, dulu dikenal dengan pare jangkung (padi tinggi). Setelah dileringkan kemudian dipangkek (diikat), satu pangkekan disebut saeundan. Dua eundan disatukan disebut sageugeus. Cara mengangkut diikat oleh tali yang dibuat dari kulit bambu disebut tali pinti. Kemudian dipikul dan talitersebut bergerak-gerak.
Gesekan tari dan pemikul bambu menghasilkan bunyi yang teratur sesuai dengan gerak nlangkah kaki dan gerakan tali. Bunyi-bunyian tersebut merupakan landasan penciptaan Rengkong. Dalam perkembangannya telah menjadi kesenian tradisional masyarakat pasundan, dan paling menonjol di daerah Kecamatan Rancakalong, sampai sekarang masih dipertahankan dan digemari oleh masyarakat.
Jenis Alat-alat Rengkong
Alat-alat bunyi yang digunakan dalam seni rengkong serba sederhana, pada umumnya dibuat dari bambu diantaranya :
- Pemikul padi dibuat dari Bambu batangan mengambil jenis awi surat, ukuran kurang lebih 2 meter, kemudian tali pinti diikatkan pada pemikul tersebut, bila bergoyang akan menghasilkan bunyi yang teratur.
- Dogdog kecil satu buah fungsinya sebagai penggerak dan penetap ketukan.
- Angklung lima buah, instrumen ini menandakan adanya sentuhan dari unsur seni angklung, fungsinya sebagai melodi lagu dan pengiring gerakan.
Rengkong dapat dikategorikan ke dalam jenis pertunjukan Helaran, oleh karena itu disajikan di tempat terbuka sambil berjalan (Tradisional Veling). Pada umumnya menggunakan jalan atau arena tertentu yang dapat menjamin keamanan pertunjukan. Di dukung oleh pemain diantaranya :
- Pemikul padi berjumlah 5 orang atau lebih
- Penabuh dogdog kecil 1 orang
- Pemain angklung sekurang-kurangnya 5 orang.
Pada hakekatnya seni rengkong memuat ungkapan kebahagiaan masyarakat petani dan sebagai tanda mesyukuri keberhasilan panen sebagai makanan pokok bangsa indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar